Berjalan tersendat
Diantara sedan licin mengkilat
Aku di dalam sebuah angkot tua penuh cacat
Sedikit berkarat
Deritaku di jalan panjang penuh liku
Macet tak bergerak
Lapar menyeruak
Batinku menderita, jiwaku berteriak
Ah, perihnya derita milik ibukota
Yang siap menyiksaku
Menerpaku tanpa ampun
Ibukota negeriku, ngeriku ibukota
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar