Di dalam sebuah rumah
Di dalam Sangkar Emas tak berdaya
Terkulai lemah tak berdaya
Diriku yang laksana burung tiada kuasa
Sangkar Emas Penuh Derita
Penuh siksa dan dera
Penuh cerita tak sempurna
Penuh derai air mata
Aku siapa?
Di tengah dunia yang terbatas layaknya fatamorgana ini?
Aku mengapa?
Di ambang batas kesadaran dan akal sehatku ini?
Aku tak kuasa
Menanggung derita tiada berkesudahan ini
Aku tak tahan
Menahan rasa perih nan lirih lagi sedih di relung jiwa ini
Aku harus bagaimana?
Menghadapi dunia dalam buai belaka?
Aku harus menunggu sampai kapankah?
Aku harus menahan sakit yang tersimpan di dalam kalbu ini?
Retak sudah harapanku
Punah sudah impianku
Sangkar Emas tiada berguna
Mengurungku tak berkesudahan
Wahai Sangkar Emas-ku . . .
Sampai kapankah kau begini . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar