Jumat, 11 Juni 2010

~Surat Untuk Angan~

Pagi angan, ini surat kutulis ketika rembi menetes akan dirimu yang besada di bayang-bayang semu. Izinkan aku memutar cahaya agar kau mendekat dan memelukku, tapi kini kau memudar, manakah cahayamu? Dan aku melihat sinaranmu meredup pula, sedih hatiku.
Anganku, cepatlah sembuh dan kembali seperti sedia kala, jika segala siksa telah meredup, akankah kau kembali, angan? Kuharap ya.
Satu namamu angan, namamu adalah harapan yang kuteteskan sesuci mungkin, aku ingin menjadikanmu cahayaku.
Anganku, maafkan aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar