Lalu sejuk semilir lintasi kalbu
Meringkuh seluruh rapuh
Yang membelenggu dan merantai
Menyusuri langit dan bumi
Embun yang datang di pagi
Membeku dan menangis
Bersama hujan dan angin
Merintih menderita dilanda sepi
Awan menawan semua kegelapan
Penuh metafora dan kata kata satire
Langit meneriak tanpa henti
Tatkala embun menangis
Ketika kegelapan dan embun menyatu
Hujan memerah mengeluarkan darah
Hujan membanjiri embun
Datang, rapuh dan resah
Kelu dan segala gelap yang datang menitik
Hati tak mampu tahan tangisan embun
Sudahlah wahai embun
Hilanglah semua rangkai kata
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar