Engkau biru yang lugu
Dalam keindahan waktu yang terindah
Sebuah karya yang amat indah
Menggeruskan goresan demi goresan
Langit yang kejam mencambukmu
Membiru dirimu diterpa mentari
Hujaman terus kau terima dari langit
Tampak lelah wajahmu itu
Lalu engkau merintih dan menangis
Di terik yang kian memudar
Berganti jingga senja menjelma
Datangkan sebuah makna yang terhndah
Hamparan luka di sekujur tubuhmu
Memerah diterpa senja yang jingga
Berdarah dirimu penuh luka
Sayatan dan goresan di sekujur ragamu
Tak pelak awan mengiba
Jatuhkan setitik air mata
Namun jingga tak lagi tampak
Berganti dengan kegelapan yang mencekam
Selama waktu bergulir
Selama itu lah langit mengukir
Segala bukti kekejaman batin
Yang tercurah dalam takdir
Di kegelapan yang mencekam
Deritamu adalah indahmu
Sayatan dan lukamu menghitam
Membiru menancarkan darah yang putih di pesisir
Kilau bola matamu yang berpendar
Lukiskan cahaya biru di tengah malam
Diselam kegelapan yang berkemul
Ada keindahanmu terselip
Dengan rerumputan air di tubuhmu
Dan bebatuan yang melintang dalam kegelapanmu
Serta sebuah lagi keajaibanmu
Bangkai yang halal bagi kami
Jemu kah engkau?
Bergulung menunjukkan darahmu
Tiada henti hingga akhir waktu
Senantiasa engkau ada
Engkau hidup
Aku tahu itu
Engkau berkelana
Dan aku tahu, engkau bertasbih
Inilah keindahan-Mu?
Ini mahakarya-Mu
Maha Suci Tuhan ku
Maha Agung Tuhan ku
Jumat, 11 Juni 2010
-Untuk Teman Lama-
Hei, kau yang disana
Yang barusan memanggilku
Oh, aku kenal kau, kawan
Kau teman lamaku yang pernah berkenalan denganku
Kau yang pernah memanggilku waktu itu
Tapi aku menolak
Kau berikan kesempatan lagi
Dan kau menjauh
Kau memang indah menawan
Kau juga pasti kan kutemukan
Kau mencariku?
Aku kadang merindukanmu dalam galau
Haha, kawanku yang hebat
Aku menderita tapi kau tertawa
Nanti jemput aku saat kau telah sampai waktunya
Jangan lupa ya...
Mungkin beberapa menit lagi
Atau beberapa hari
Sebulan? Setahun?
Sewindu? Haha, kita pasti jumpa nanti
Namamu
Oh ya, aku hampir lupa sebutkan namamu
Namamu...
Maut Bin Kematian
Yang barusan memanggilku
Oh, aku kenal kau, kawan
Kau teman lamaku yang pernah berkenalan denganku
Kau yang pernah memanggilku waktu itu
Tapi aku menolak
Kau berikan kesempatan lagi
Dan kau menjauh
Kau memang indah menawan
Kau juga pasti kan kutemukan
Kau mencariku?
Aku kadang merindukanmu dalam galau
Haha, kawanku yang hebat
Aku menderita tapi kau tertawa
Nanti jemput aku saat kau telah sampai waktunya
Jangan lupa ya...
Mungkin beberapa menit lagi
Atau beberapa hari
Sebulan? Setahun?
Sewindu? Haha, kita pasti jumpa nanti
Namamu
Oh ya, aku hampir lupa sebutkan namamu
Namamu...
Maut Bin Kematian
-Kristal Cinta-
Dalam gua relung hatimu yang kujelajahi
Untuk mencari batu mulia itu
Sebuah batu azurit yang juga kristal
Kristal cinta yang biru dan memutih
Kilauan cahaya mampu sirnakan dunia
Kutemukannya di lubuk hatimu
Akan kubawa setitik yang kukikis
Dan akan kupasangkan kembali
Dan kuharap satu yang terjadi
Lama kunanti cahaya itu mengkilau
Aku ingin ukirkan namaku di kristal itu, di hatimu
Mungkinkah itu harapan, atau kenyataan?
Entahlah
Untuk mencari batu mulia itu
Sebuah batu azurit yang juga kristal
Kristal cinta yang biru dan memutih
Kilauan cahaya mampu sirnakan dunia
Kutemukannya di lubuk hatimu
Akan kubawa setitik yang kukikis
Dan akan kupasangkan kembali
Dan kuharap satu yang terjadi
Lama kunanti cahaya itu mengkilau
Aku ingin ukirkan namaku di kristal itu, di hatimu
Mungkinkah itu harapan, atau kenyataan?
Entahlah
-Hanya Menjadi Bayangan Dirinya-
Bayangan nyata yang hitam dalam gelapnya malam
Disamping jiwa yang begitu terkenang
Entah jiwaku yang tiba-tiba merasa
Roh ku berpindah ke bayangan hitam
Aku tak dianggap tak dipikir tak dilayan
Aku tak ada tak berarti tak bermakna
Aku bayangan hitam yang kelam dalam bayangan nyata
Aku yang semu bagi dirimu
Hanya bayang semu yang melekatinya
Dan itu aku yang telah kenang dirimu
Sebuah kenangan sebuah kisah sebuah cerita
Inikah bayangan yang pernah kubayangkan?
Entahlah
Bayangan tak miliki bayangan
Aku tak bermakna
Aku hanya bayang-bayang dirimu
Disamping jiwa yang begitu terkenang
Entah jiwaku yang tiba-tiba merasa
Roh ku berpindah ke bayangan hitam
Aku tak dianggap tak dipikir tak dilayan
Aku tak ada tak berarti tak bermakna
Aku bayangan hitam yang kelam dalam bayangan nyata
Aku yang semu bagi dirimu
Hanya bayang semu yang melekatinya
Dan itu aku yang telah kenang dirimu
Sebuah kenangan sebuah kisah sebuah cerita
Inikah bayangan yang pernah kubayangkan?
Entahlah
Bayangan tak miliki bayangan
Aku tak bermakna
Aku hanya bayang-bayang dirimu
-Aku, Kau, Dan Nama Yang Telah Lalu-
Aku dalam genggaman asmara
Bak sakura dalam musim semi
Keindahan bergelora di dunia
Hanya aku yang merasa
Aku dalam desah nafasmu
Kupikir sebuah cerita yang tak semu
Aku dalam kisah nyatamu
Kuangankan hanya sebuah kebetulan
Aku dan kau dalam kisah lama itu
Aku hanya bayang yang sekilas dengan wajah lalu itu
Sebuah nama yang telah lampau
Aku hanya bayang
Bukan reinkarnasi ataupun realita
Aku hanya figuran dalam deskripsimu
Aku hanya tanda kecil di narasimu
Nama lalu itu kau temukan lagi
Bukan aku walaupun sama
Aku yang sedikit di relungmu
Sirna sejenak lagi, pudar bayangan ini
Bak sakura dalam musim semi
Keindahan bergelora di dunia
Hanya aku yang merasa
Aku dalam desah nafasmu
Kupikir sebuah cerita yang tak semu
Aku dalam kisah nyatamu
Kuangankan hanya sebuah kebetulan
Aku dan kau dalam kisah lama itu
Aku hanya bayang yang sekilas dengan wajah lalu itu
Sebuah nama yang telah lampau
Aku hanya bayang
Bukan reinkarnasi ataupun realita
Aku hanya figuran dalam deskripsimu
Aku hanya tanda kecil di narasimu
Nama lalu itu kau temukan lagi
Bukan aku walaupun sama
Aku yang sedikit di relungmu
Sirna sejenak lagi, pudar bayangan ini
-Kerajaan Malam-
Mencekam gelapnya kesemua
Yang hitam dan kelam telah terekam
Dalam perekam otak karya Tuhan Maha Agung
Kerajaan malam yang hilang telah kembali
Daulat tuanku!
Malam sepi tiba
Ada aura
Hanya dirimu
Biarlah malam ini tak berakhir
Bila kebersamaan ini terjadi
Aku harapkan ini
Senyuman dalam kerajaan malam
Yang hitam dan kelam telah terekam
Dalam perekam otak karya Tuhan Maha Agung
Kerajaan malam yang hilang telah kembali
Daulat tuanku!
Malam sepi tiba
Ada aura
Hanya dirimu
Biarlah malam ini tak berakhir
Bila kebersamaan ini terjadi
Aku harapkan ini
Senyuman dalam kerajaan malam
-Selamat Pagi Angan-
Selamat pagi angan
Yang terpatri di maya dan kesemuan
Penuh cerita akan kesaksian
Geloramu dalam cahaya
Selamat pagi angan
Yang kulihat di wajahmu
Hanya keindahan yang tak bisa kudapatkan
Suatu saat nanti ingin aku sentuh
Selamat pagi angan
Mimpi atau harapan
Engkau hanya segelintir mutiara di tengah luas samudera
Yang tak mungkin untuk kudapatkan
Selamat pagi angan
Sampaikan salamku pada cinta dan harapan
Katakan padanya bahwa aku
Tak mampu memberi senyum hangat padanya
Selamat pagi, Angan
Yang terpatri di maya dan kesemuan
Penuh cerita akan kesaksian
Geloramu dalam cahaya
Selamat pagi angan
Yang kulihat di wajahmu
Hanya keindahan yang tak bisa kudapatkan
Suatu saat nanti ingin aku sentuh
Selamat pagi angan
Mimpi atau harapan
Engkau hanya segelintir mutiara di tengah luas samudera
Yang tak mungkin untuk kudapatkan
Selamat pagi angan
Sampaikan salamku pada cinta dan harapan
Katakan padanya bahwa aku
Tak mampu memberi senyum hangat padanya
Selamat pagi, Angan
Semesta
Semesta
Berjuta cerita terukir
Mengikat gelapnya nafsu dunia
Yang keruh dan kelam
Semesta
Meletakkan citranya
Dalam kelamnya
Kegelapan manusia
Semesta
Membariskan segala
Gemintang bebatuan cahaya besi harapan
Segalanya!
Lalu hancur segalanya
Ku tahu
Kemegahan semesta sementara
Tak ada yang abadi
Hanya Dia-lah
Yang abadi
Kekal
Selamanya
Berjuta cerita terukir
Mengikat gelapnya nafsu dunia
Yang keruh dan kelam
Semesta
Meletakkan citranya
Dalam kelamnya
Kegelapan manusia
Semesta
Membariskan segala
Gemintang bebatuan cahaya besi harapan
Segalanya!
Lalu hancur segalanya
Ku tahu
Kemegahan semesta sementara
Tak ada yang abadi
Hanya Dia-lah
Yang abadi
Kekal
Selamanya
-Jalan-
Jalan gelap yang kau tempuh
Demi setitik ilmu yang kau harapkan
Jalan berliku yang kau lewati
Penuh duri dan kekejaman
.
Ini jalan yang kau pilih
Untuk ilmu yang kau inginkan
Satu tujuan dan keinginan
Untuk cita cita setinggi bintang
.
Jalan yang kau inginkan
Diliputi segala kekejaman akan keputusasaan
Janganlah kau takut akan kegagalan
Percayalah masih ada senyum menanti
Demi setitik ilmu yang kau harapkan
Jalan berliku yang kau lewati
Penuh duri dan kekejaman
.
Ini jalan yang kau pilih
Untuk ilmu yang kau inginkan
Satu tujuan dan keinginan
Untuk cita cita setinggi bintang
.
Jalan yang kau inginkan
Diliputi segala kekejaman akan keputusasaan
Janganlah kau takut akan kegagalan
Percayalah masih ada senyum menanti
-Embun Pun Menangis-
Lalu sejuk semilir lintasi kalbu
Meringkuh seluruh rapuh
Yang membelenggu dan merantai
Menyusuri langit dan bumi
Embun yang datang di pagi
Membeku dan menangis
Bersama hujan dan angin
Merintih menderita dilanda sepi
Awan menawan semua kegelapan
Penuh metafora dan kata kata satire
Langit meneriak tanpa henti
Tatkala embun menangis
Ketika kegelapan dan embun menyatu
Hujan memerah mengeluarkan darah
Hujan membanjiri embun
Datang, rapuh dan resah
Kelu dan segala gelap yang datang menitik
Hati tak mampu tahan tangisan embun
Sudahlah wahai embun
Hilanglah semua rangkai kata
Meringkuh seluruh rapuh
Yang membelenggu dan merantai
Menyusuri langit dan bumi
Embun yang datang di pagi
Membeku dan menangis
Bersama hujan dan angin
Merintih menderita dilanda sepi
Awan menawan semua kegelapan
Penuh metafora dan kata kata satire
Langit meneriak tanpa henti
Tatkala embun menangis
Ketika kegelapan dan embun menyatu
Hujan memerah mengeluarkan darah
Hujan membanjiri embun
Datang, rapuh dan resah
Kelu dan segala gelap yang datang menitik
Hati tak mampu tahan tangisan embun
Sudahlah wahai embun
Hilanglah semua rangkai kata
-Pergelutan Kepribadian III-
Kepribadian IV dan Kepribadian I
Kepribadian IV :
Angan lagi?
Tak pernah kah kau bosan dengan angan?
Angan semu lah, angan maya lah
Angan tak tampak lah
Kepribadian I :
Ini anganku dan ini mimpiku
Ini ruang semu ku
Ini harapku
Ini ceritaku
Kepribadian IV :
Ini lagi, itu lagi
Sudahlah!
Tiada guna anganmu
Buang campakkan ke laut bersama ikan
Kepribadian I :
Langkahi dulu mayatku
Ini angan yang telah lama kubentuk
Kurajut dan kutimbang
Tak akan kulepaskan
Kepribadian IV :
Biar kujerat, kuikat, kusimpul
Kubuang anganmu itu
Hanya semu semua itu
Kau hanya pemimpi!
Kepribadian I :
Kuapit anganku
Hiduplah di lautan
Bersama derai air mata
Engkau kubalut cerita
-...-
Kepribadian IV :
Angan lagi?
Tak pernah kah kau bosan dengan angan?
Angan semu lah, angan maya lah
Angan tak tampak lah
Kepribadian I :
Ini anganku dan ini mimpiku
Ini ruang semu ku
Ini harapku
Ini ceritaku
Kepribadian IV :
Ini lagi, itu lagi
Sudahlah!
Tiada guna anganmu
Buang campakkan ke laut bersama ikan
Kepribadian I :
Langkahi dulu mayatku
Ini angan yang telah lama kubentuk
Kurajut dan kutimbang
Tak akan kulepaskan
Kepribadian IV :
Biar kujerat, kuikat, kusimpul
Kubuang anganmu itu
Hanya semu semua itu
Kau hanya pemimpi!
Kepribadian I :
Kuapit anganku
Hiduplah di lautan
Bersama derai air mata
Engkau kubalut cerita
-...-
-Pergelutan Kepribadian II-
Kepribadian II dan Kepribadian V
Kepribadian II :
Ini ceritamu tentang angan
Kau gulat kau gelut bersama
Kau lupakan segalanya
Sadarlah!
Kepribadian V :
Berisik!
Lihatlah tabung reaksi ini
Angan kupadu dalam metana hingga meledak
Tapi dia tak lenyap
Kepribadian II :
Jadi itu anganmu?
Rapuh kawan
Itu hanya mimpi dan harapan
Itu hanya keinginan tanpa kepastian
Kepribadian V :
Diamlah!
Angan ini kuterpa dan kutitikkan setetes kenyataan dan kepastian
Tapi pernah kupikirkan
Apakah dia sanggup
Kepribadian II :
Pasti hancur!
Itu angan, bukan zat kimia
Itu bukan makanan dan bumbu
Itu kau racik dan mati sebentar lagi
Kepribadian V :
Biarlah
Aku melawan resiko
Karena ini tujuanku
Merasakan angan yang nyata
-...-
Kepribadian II :
Ini ceritamu tentang angan
Kau gulat kau gelut bersama
Kau lupakan segalanya
Sadarlah!
Kepribadian V :
Berisik!
Lihatlah tabung reaksi ini
Angan kupadu dalam metana hingga meledak
Tapi dia tak lenyap
Kepribadian II :
Jadi itu anganmu?
Rapuh kawan
Itu hanya mimpi dan harapan
Itu hanya keinginan tanpa kepastian
Kepribadian V :
Diamlah!
Angan ini kuterpa dan kutitikkan setetes kenyataan dan kepastian
Tapi pernah kupikirkan
Apakah dia sanggup
Kepribadian II :
Pasti hancur!
Itu angan, bukan zat kimia
Itu bukan makanan dan bumbu
Itu kau racik dan mati sebentar lagi
Kepribadian V :
Biarlah
Aku melawan resiko
Karena ini tujuanku
Merasakan angan yang nyata
-...-
Jurnal Perjalanan
-I. Hujan Keraguan-
Ini hujan menghujam merajam
Tajamnya silam yang kelam tersulam
Teringat akan partikel yang menyatu di malam itu
Satu kata "teganya dirimu" yang tertulis darimu
Dalam jalan yang tertempuh dan rapuh
Derai rinai hujan menampik kesenangan
Sisakan keraguan yang tak bertuan
Aku tak mampu menahan keraguan yang melawan
Apakah aku merebut?
Apakah aku yang kisahkan tak berurut?
Apakah hatiku yang terlalu menurut?
Apakah aku yang salah menyebut?
Berkias namamu di relung kalbu
Intuisiku tak mampu sampai, tabu
Aku menciut layaknya debu
Aku merasa kering mendekati batangan tebu
Aku merimpuh bersimpuh dalam rapuh yang keruh
Serta lusuh sauh yang mengasuh luluh
Di depan mahligai kain mengarah pada-Mu
Di bawah langit hitam yang menangis ku mohon-Mu
Buang ragu yang resapiku
Buang perih yang dekatiku
Aku ingin jalan terbaik dari-Mu
Terbaik bagiku, bagimu dan baginya
-II. Awal Dari Sebuah Akhir-
Awal yang mengawal sebuah akal yang tak kekal
Dan impikan angan serta zaman yang perlahan hilang
Mati dan awal yang memulai lagi sebuah akhir
Ini awal dan akhir yang telah hilang dalam lembar sejarah
Hambar ketika terasa tulisan maya di layar kaca
Mendera datang dan sisakan cerita
Menggelora dan menyiksa
Kutertawa saja seakan tiada apa
Awal yang mencekam
Kejam luluh lantakkan segala bait keindahan
Awal yang datang
Kadang menyeramkan
Awal itu
Akhir itu
Membatu
Sisakan perih dalam pintu
"Dewasakan dirimu kawan"
Kepribadianku berkata bersamaan
Aku memejam
Lalu merenung...
-III. Desis Terakhir-
Dan perjalanan kuteruskan
Mengikuti alunam msebuah kegelapan
Yang kejam dan kelam dalam kehidupan
Berlindung dari hantu kesesatan
Aku berlindung dari segala godaan
Aku entah mengapa melihat lilitan
Ular yang bercahaya layaknya harapan
Berdesis tersenyum
Dan mati
Langkahku terhenti
Aku terkena bisa
Aku mati dalam langkah yang terakhir
Namun aku terkubur
Dalam senyuman
Seakan aku tahu
Apa yang akan terjadi
Ini hujan menghujam merajam
Tajamnya silam yang kelam tersulam
Teringat akan partikel yang menyatu di malam itu
Satu kata "teganya dirimu" yang tertulis darimu
Dalam jalan yang tertempuh dan rapuh
Derai rinai hujan menampik kesenangan
Sisakan keraguan yang tak bertuan
Aku tak mampu menahan keraguan yang melawan
Apakah aku merebut?
Apakah aku yang kisahkan tak berurut?
Apakah hatiku yang terlalu menurut?
Apakah aku yang salah menyebut?
Berkias namamu di relung kalbu
Intuisiku tak mampu sampai, tabu
Aku menciut layaknya debu
Aku merasa kering mendekati batangan tebu
Aku merimpuh bersimpuh dalam rapuh yang keruh
Serta lusuh sauh yang mengasuh luluh
Di depan mahligai kain mengarah pada-Mu
Di bawah langit hitam yang menangis ku mohon-Mu
Buang ragu yang resapiku
Buang perih yang dekatiku
Aku ingin jalan terbaik dari-Mu
Terbaik bagiku, bagimu dan baginya
-II. Awal Dari Sebuah Akhir-
Awal yang mengawal sebuah akal yang tak kekal
Dan impikan angan serta zaman yang perlahan hilang
Mati dan awal yang memulai lagi sebuah akhir
Ini awal dan akhir yang telah hilang dalam lembar sejarah
Hambar ketika terasa tulisan maya di layar kaca
Mendera datang dan sisakan cerita
Menggelora dan menyiksa
Kutertawa saja seakan tiada apa
Awal yang mencekam
Kejam luluh lantakkan segala bait keindahan
Awal yang datang
Kadang menyeramkan
Awal itu
Akhir itu
Membatu
Sisakan perih dalam pintu
"Dewasakan dirimu kawan"
Kepribadianku berkata bersamaan
Aku memejam
Lalu merenung...
-III. Desis Terakhir-
Dan perjalanan kuteruskan
Mengikuti alunam msebuah kegelapan
Yang kejam dan kelam dalam kehidupan
Berlindung dari hantu kesesatan
Aku berlindung dari segala godaan
Aku entah mengapa melihat lilitan
Ular yang bercahaya layaknya harapan
Berdesis tersenyum
Dan mati
Langkahku terhenti
Aku terkena bisa
Aku mati dalam langkah yang terakhir
Namun aku terkubur
Dalam senyuman
Seakan aku tahu
Apa yang akan terjadi
-No Light This Night-
O light
No might will bright this night
Shall I light the night with my sight?
No
my sight has no might
To light nor bright this night
Say hello
To the right blight on this sight
And might will not right on a light
No might will bright this night
Shall I light the night with my sight?
No
my sight has no might
To light nor bright this night
Say hello
To the right blight on this sight
And might will not right on a light
Rangkai
Rangkai I/V
-Rindu-
Rindu rindu rindu
Kasih
Dibelai lembut katamu
Rindu sendu sendu
Cinta
Disapa indah tuturmu
Rindu rindu sendu
Sayang
Ditatap binar matamu
Rindu sendu sendu
Kawan
Ku tak bisa menggapaimu
Rangkai II/V
-Kertas Nama-
Ingin kunyatakan segala kata
Yang terngiang di pelupuk mata
Berlarian di kalbu
Bermain dalam hati
Namun apa daya
Ku kuasakan nama ini pada secarik kertas
Lalu kurangkai mosaiknya
Dan ornamennya kuukirkan
Dan kuambil kertas itu
Lalu kutusukkan belati bersama kertas itu
Ke dalam hati yang terdalam
Yang paling dalam dari sanubariku
Namamu terukir
Dalam monumen hatiku
Di taman mimpiku
Di taman langitku
Rangkai III/V
-Bayangmu-
Ada bayangmu
Melekat erat di pundakku
Dan syairkan kesemuan
Buatku terhanyut
Bayangmu putih
Dari nirwana dan titisan surgawi
Lembut katamu dan kasihmu
Tak terbayangkan
Namun engkau bayang semu
Tak mampu kuraba
Hilang seketika
Dalam semilir
Rangkai IV/V
-Titik-
Titik
Itu aku
Aku tak ada
Remang dan semu
Titik
Itu jiwaku
Kecil dan lemah
Tak berdaya
Rangkai V/V
-...-
Mulai
Sedetik kemudian
Habis
Singkat kawan
Ini hidup
-Rindu-
Rindu rindu rindu
Kasih
Dibelai lembut katamu
Rindu sendu sendu
Cinta
Disapa indah tuturmu
Rindu rindu sendu
Sayang
Ditatap binar matamu
Rindu sendu sendu
Kawan
Ku tak bisa menggapaimu
Rangkai II/V
-Kertas Nama-
Ingin kunyatakan segala kata
Yang terngiang di pelupuk mata
Berlarian di kalbu
Bermain dalam hati
Namun apa daya
Ku kuasakan nama ini pada secarik kertas
Lalu kurangkai mosaiknya
Dan ornamennya kuukirkan
Dan kuambil kertas itu
Lalu kutusukkan belati bersama kertas itu
Ke dalam hati yang terdalam
Yang paling dalam dari sanubariku
Namamu terukir
Dalam monumen hatiku
Di taman mimpiku
Di taman langitku
Rangkai III/V
-Bayangmu-
Ada bayangmu
Melekat erat di pundakku
Dan syairkan kesemuan
Buatku terhanyut
Bayangmu putih
Dari nirwana dan titisan surgawi
Lembut katamu dan kasihmu
Tak terbayangkan
Namun engkau bayang semu
Tak mampu kuraba
Hilang seketika
Dalam semilir
Rangkai IV/V
-Titik-
Titik
Itu aku
Aku tak ada
Remang dan semu
Titik
Itu jiwaku
Kecil dan lemah
Tak berdaya
Rangkai V/V
-...-
Mulai
Sedetik kemudian
Habis
Singkat kawan
Ini hidup
-Merindu Yang Telah Lalu-
Aku merindu kalbumu
Yang dulu pernah sejukkan galaunya langit
Yang pernah putihkan mendung hati
Yang pernah pudarkan kegelapan
Aku merindu aksaramu yang terukir tipis
Di helai lembut tutur jiwamu
Mengalun bak semilir gemintang hidup
Jauh mimpiku yang berkelana
Mengembara ke angan yang tak pernah nyata
Hilang lagi
Dirimu nuansa yang menghilang lagi
Kembalilah kawan
Kembalilah jiwa empatimu itu
Kembalilah ke langit relungku
Dalam air mata yang hilang di gelap keruh dunia
Yang dulu pernah sejukkan galaunya langit
Yang pernah putihkan mendung hati
Yang pernah pudarkan kegelapan
Aku merindu aksaramu yang terukir tipis
Di helai lembut tutur jiwamu
Mengalun bak semilir gemintang hidup
Jauh mimpiku yang berkelana
Mengembara ke angan yang tak pernah nyata
Hilang lagi
Dirimu nuansa yang menghilang lagi
Kembalilah kawan
Kembalilah jiwa empatimu itu
Kembalilah ke langit relungku
Dalam air mata yang hilang di gelap keruh dunia
-Sepucuk Surat Maaf Untuk Kakak-
Pagi menjelang terbitnya semesta
Benderang di ufuk timur bersama langit
Kadang goyah sinarnya itu
Tapi langit menahan dirinya
Mentari bersinar di langit biru bersama awan
Terangi bumi dengan cahayanya
Tapi tiada guna bagiku
Yang bersalah atas segalanya
Bunga bersemi tak lagi indah
Dedaunan menari tak lagi gemulai
Karena aku yang tak pernah ada
Karena dirimu tak maafkan aku
Nestapa bermain di awan
Memanggil perlahan kelu di lautan
Menjerat aku yang kesulitan
Aku yang penuh kesalahan
Khilafku padamu yang kurindu
Ucapku tak pernah bermakna dihadapmu
Mungkin maaf ini hanya membuang waktumu
Yang begitu berharga melebihi maafku
Bibirku berucap tetap tuturkan maaf
Walau kutahu tak akan terdengar
Merintih diriku bersimpuh di hadapmu
Tapi dirimu tak maafkanku
Lalu kucuri gitar tua di pelataran sepi
Lantunkan lagu maaf untukmu
Walau kutahu tak akan indah
Namun dirimu dingin terhadapku
Kurela terjun ke dalam racun
Hanya kuharap dirimu mau maafkanku
Tolong maafkanku duhai kakak
Aku tahu kesalahanku yang melimpah
Kakakku yang kusayang
Aku berikrar bila kau inginkan bukti
Di kanan kitab kuning di kiri tanganku bersumpah
Tak akan kulakukan lagi kesalahan yang sama
Aku tak akan lagi kacaukan hidupmu
Aku tak akan lagi lintasi kalbumu
Aku tak akan lagi rangkul hatimu
Aku tak akan lagi memutar waktuku
Ini air mata tulus untukmu
Karena ku tak mau kehilanganmu
Tak akan pernah kutemukan
Kakak seperti dirimu
Kakak yang mengerti aku
Tahu segala tentangku
Menampik kegelapan yang kadang selimutiku
Mencahayakan pelangi di hatiku
Kalbuku telah terukir namamu
Relungku telah terpahat patungmu
Hatiku telah terpana cahayamu
Diriku telah melihat auramu
Anganku kadang melampau batas
Galaukan hidupmu dengan gundah
Merintik perih di tepian hatimu
Tersiksa batinmu karenaku
Maaf aku yang tak pahami inginmu
Maaf aku yang melepaskan amarahku
Beribu cara akan kucari demi dirimu
Asalkan kau kembali memaafkanku
Dan ini bait terakhir
Kusisipkan seutas kalimat dililit cahaya
Hanya untukmu seorang
Kuuntaikan kata ini
“Maafkan aku, Kakakku”
Benderang di ufuk timur bersama langit
Kadang goyah sinarnya itu
Tapi langit menahan dirinya
Mentari bersinar di langit biru bersama awan
Terangi bumi dengan cahayanya
Tapi tiada guna bagiku
Yang bersalah atas segalanya
Bunga bersemi tak lagi indah
Dedaunan menari tak lagi gemulai
Karena aku yang tak pernah ada
Karena dirimu tak maafkan aku
Nestapa bermain di awan
Memanggil perlahan kelu di lautan
Menjerat aku yang kesulitan
Aku yang penuh kesalahan
Khilafku padamu yang kurindu
Ucapku tak pernah bermakna dihadapmu
Mungkin maaf ini hanya membuang waktumu
Yang begitu berharga melebihi maafku
Bibirku berucap tetap tuturkan maaf
Walau kutahu tak akan terdengar
Merintih diriku bersimpuh di hadapmu
Tapi dirimu tak maafkanku
Lalu kucuri gitar tua di pelataran sepi
Lantunkan lagu maaf untukmu
Walau kutahu tak akan indah
Namun dirimu dingin terhadapku
Kurela terjun ke dalam racun
Hanya kuharap dirimu mau maafkanku
Tolong maafkanku duhai kakak
Aku tahu kesalahanku yang melimpah
Kakakku yang kusayang
Aku berikrar bila kau inginkan bukti
Di kanan kitab kuning di kiri tanganku bersumpah
Tak akan kulakukan lagi kesalahan yang sama
Aku tak akan lagi kacaukan hidupmu
Aku tak akan lagi lintasi kalbumu
Aku tak akan lagi rangkul hatimu
Aku tak akan lagi memutar waktuku
Ini air mata tulus untukmu
Karena ku tak mau kehilanganmu
Tak akan pernah kutemukan
Kakak seperti dirimu
Kakak yang mengerti aku
Tahu segala tentangku
Menampik kegelapan yang kadang selimutiku
Mencahayakan pelangi di hatiku
Kalbuku telah terukir namamu
Relungku telah terpahat patungmu
Hatiku telah terpana cahayamu
Diriku telah melihat auramu
Anganku kadang melampau batas
Galaukan hidupmu dengan gundah
Merintik perih di tepian hatimu
Tersiksa batinmu karenaku
Maaf aku yang tak pahami inginmu
Maaf aku yang melepaskan amarahku
Beribu cara akan kucari demi dirimu
Asalkan kau kembali memaafkanku
Dan ini bait terakhir
Kusisipkan seutas kalimat dililit cahaya
Hanya untukmu seorang
Kuuntaikan kata ini
“Maafkan aku, Kakakku”
-Maaf-
Bagaimana ku lukiskan maaf
Bila kanvas hati enggan kau buka
Bagaimana aku mendekati rindu
Bila sedetik kutemui kau berubah arah
Cahaya demi cahaya aku kirim mengawali senja
Untuk membuka selimut gelap dukamu dan marah
Hanya setetes embun mengalir setiap subuh
Untuk melubangi hatimu yang telah berubah
Bagaimana bisa ku dendangkan maaf
Bila partitur sudah terkoyak
Bagaimana pula aku kuasa berteriak rindu
Bila kau bungkam mulut jiwa dengan benci yang lebam membiru
Setangkai demi setangkai aku letakkan mawar maaf
Di lantai yang berdindingkan tembok perih
Dapatkah ku rengkuh kau kembali berseri
Pabila ku turuti maumu ditinggal sendiri
Bila kanvas hati enggan kau buka
Bagaimana aku mendekati rindu
Bila sedetik kutemui kau berubah arah
Cahaya demi cahaya aku kirim mengawali senja
Untuk membuka selimut gelap dukamu dan marah
Hanya setetes embun mengalir setiap subuh
Untuk melubangi hatimu yang telah berubah
Bagaimana bisa ku dendangkan maaf
Bila partitur sudah terkoyak
Bagaimana pula aku kuasa berteriak rindu
Bila kau bungkam mulut jiwa dengan benci yang lebam membiru
Setangkai demi setangkai aku letakkan mawar maaf
Di lantai yang berdindingkan tembok perih
Dapatkah ku rengkuh kau kembali berseri
Pabila ku turuti maumu ditinggal sendiri
-I Mustn't Falling In Love-
This night is very bright
With the sight of moonlight
And the might of this light
From the blooming heart full of might
This heart blooming in love
With a smells of admire clove
And flying love like a dove
Melodic nocturne in the grove
But I must hold this feeling
Wielding a love in the left hand falling
And holding feeling in the right hand to prevent dumping
A dilemma between heart
I mustn't falling in love
Or a heart will hatred shattered
Slowly muted and destroyed
Melted and grazed
I must hold this love, even hard
With the sight of moonlight
And the might of this light
From the blooming heart full of might
This heart blooming in love
With a smells of admire clove
And flying love like a dove
Melodic nocturne in the grove
But I must hold this feeling
Wielding a love in the left hand falling
And holding feeling in the right hand to prevent dumping
A dilemma between heart
I mustn't falling in love
Or a heart will hatred shattered
Slowly muted and destroyed
Melted and grazed
I must hold this love, even hard
-I Broke My Own Spirit-
O spirit
Rigid faded and spirit gone away
My own spirit has gone by
Murmured and slaughtered
O spirit
I broke you again
Pass away from my desperate mind
And heading to other dimension
O spirit
You spoke to me yesterday
Remind me not to fall in love
And reply my thought slowly
O spirit
Forgive me
I'm falling in love
With someone
Rigid faded and spirit gone away
My own spirit has gone by
Murmured and slaughtered
O spirit
I broke you again
Pass away from my desperate mind
And heading to other dimension
O spirit
You spoke to me yesterday
Remind me not to fall in love
And reply my thought slowly
O spirit
Forgive me
I'm falling in love
With someone
-A Recognition-
This is a fate
A destiny setted by God
Will never replaced nor changed
This is a love
This is a recognition
On my love to the trove
And treasured secrets
Will perish this protection
I'm Falling In Love
A destiny setted by God
Will never replaced nor changed
This is a love
This is a recognition
On my love to the trove
And treasured secrets
Will perish this protection
I'm Falling In Love
Puisi Tak Berjudul, by Muhammad Hafis Lone Light (Cahaya Sepi) dan KhaiRanii Kudo -Chann チャン (Cahaya Yang Hilang)
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
saat termenung,
kulihat kertas lusuh,
kubuka dengan sedikit minat..
kulihat nama"MU"
kulihat nama"KU"
tapi aku tak melihat nama "KITA" bersamaan
mungkin sekarang saatnya,
aku melupakan impian itu
impian agar nama "KITA"
di torehkan bersamaan
di atas sebuah kertas yang lusuh
yang mungkin suatu hari akan terlupakan
oleh memori yang telah lelah
lelah menanggung kata-kata
yang hanya sebatas "IMPIAN"
Muhammad Hafis Lone Light >>
Entah nama yang terpatri diatasnya
Terukir bersamaan dari pemahat maha agung
Namun tak pernah ia dekatkan nama itu
Hanya terukir diatas papirus itu
Dan impian
Lalu angan dan harapan
Ingatkah? Angan pasti terwujud
Suatu sata nanti
Entah sekarang
Entah ketika waktu berakhir
Tapi kutahu
Sejenak luruh segala telimpuh keluh yang merapuh di simpuh tanpa sauh yang hilang ke angan yang terbuang menghilang tanpa jajak tak terjajak hingga asa menginjak sempak jalan yang munggurat jerat terjerit sematkan sempit harapan hingga jalan pikiran ragu akan nyata sebuah angan, kutahu berbentuk, yakinlah terjadi
Itu pasti terjadi
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
tapi itu semua hanya impian
impian yang hanya mimpi bagiku
dan untuk ini
aku mengatakannya mimpi yang spesial...
dan biarlah, impian itu hanya menjadi mimpi
mimpi yang akan kurindukan
entah sampai kapan
karena aku takut
bila mimpi itu menjadi kenyataan
aku takut
Muhammad Hafis Lone Light >>
bila mimpi tak berarti
biar kucipta mimpi dan kenyataan
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
bukan maksud mimpi tak berarti
tanpa mimpi, tak ada artinya hidup ini
hidup di penuhi mimpi
bahkan aku hidup karena mimpi
bila kau menciptakan mimpi untukku
maka kau akan menjadi bagian dari hidupku
karena aku, hidup dari mimpi
untukmu
tak dapat menanggung beban
yang akan diberikan impian itu
Muhammad Hafis Lone Light >>
dan ini mimpi kan kutuliskan di kalbumu
tapi perkenankanlah kutahu mimpimu itu
biar kurajut dan kusulam dengan harap
dan kutenun serta kuserahkan padamu
perkenankanlah kuketahui
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
sayang berjuta sayang
kau membuatku berharap banyak
dari segala pilihan yang tersedia
memperkenankanmu mengetahui mimpi itu
yang paling berat ku lakukan
penuh pertimbangan
karena mimpiku mungkin hanyalah mimpiku
tak dapat kubagi, tak dapat kuberi
entah sejak kapan
mimpi itu menjadi "privacy"
Muhammad Hafis Lone Light >>
suatu saat nanti
langit kan tunjukkannya
suatu waktu nantu
waktu kan perkenankan dengan sendirinya
suatu hari nanti
ku akan tahu
kuingin tahu
karena kita satu
masalahmu masalahku
anganku anganmu
biarlah menyatu
dalam dedaunan dewadaru
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
apabila tiba waktunya
ku tak tau lagi harus berbuat apa
apabila terbuka semua
ku tak tau lagi harus menjawab apa
karena,
aku tak punya lagi alasan
untuk menjelaskannya
Muhammad Hafis Lone Light >>
nanti
kuharap kau mengerti
akan aku
yang ingin membantu
nanti rangkai kata bersaksi
dan mati
semua terjadi
ya, nanti
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
aku tak tau
apa aku mengharapkan itu terjadi
atau aku mengharapkan
itu hanya sekedar "nanti"
maafkanlah..
Muhammad Hafis Lone Light >>
kumaklumi tuturmu
kusadari diriku
kuharus pelajari lagi
ku kan kembali lagi
saat termenung,
kulihat kertas lusuh,
kubuka dengan sedikit minat..
kulihat nama"MU"
kulihat nama"KU"
tapi aku tak melihat nama "KITA" bersamaan
mungkin sekarang saatnya,
aku melupakan impian itu
impian agar nama "KITA"
di torehkan bersamaan
di atas sebuah kertas yang lusuh
yang mungkin suatu hari akan terlupakan
oleh memori yang telah lelah
lelah menanggung kata-kata
yang hanya sebatas "IMPIAN"
Muhammad Hafis Lone Light >>
Entah nama yang terpatri diatasnya
Terukir bersamaan dari pemahat maha agung
Namun tak pernah ia dekatkan nama itu
Hanya terukir diatas papirus itu
Dan impian
Lalu angan dan harapan
Ingatkah? Angan pasti terwujud
Suatu sata nanti
Entah sekarang
Entah ketika waktu berakhir
Tapi kutahu
Sejenak luruh segala telimpuh keluh yang merapuh di simpuh tanpa sauh yang hilang ke angan yang terbuang menghilang tanpa jajak tak terjajak hingga asa menginjak sempak jalan yang munggurat jerat terjerit sematkan sempit harapan hingga jalan pikiran ragu akan nyata sebuah angan, kutahu berbentuk, yakinlah terjadi
Itu pasti terjadi
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
tapi itu semua hanya impian
impian yang hanya mimpi bagiku
dan untuk ini
aku mengatakannya mimpi yang spesial...
dan biarlah, impian itu hanya menjadi mimpi
mimpi yang akan kurindukan
entah sampai kapan
karena aku takut
bila mimpi itu menjadi kenyataan
aku takut
Muhammad Hafis Lone Light >>
bila mimpi tak berarti
biar kucipta mimpi dan kenyataan
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
bukan maksud mimpi tak berarti
tanpa mimpi, tak ada artinya hidup ini
hidup di penuhi mimpi
bahkan aku hidup karena mimpi
bila kau menciptakan mimpi untukku
maka kau akan menjadi bagian dari hidupku
karena aku, hidup dari mimpi
untukmu
tak dapat menanggung beban
yang akan diberikan impian itu
Muhammad Hafis Lone Light >>
dan ini mimpi kan kutuliskan di kalbumu
tapi perkenankanlah kutahu mimpimu itu
biar kurajut dan kusulam dengan harap
dan kutenun serta kuserahkan padamu
perkenankanlah kuketahui
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
sayang berjuta sayang
kau membuatku berharap banyak
dari segala pilihan yang tersedia
memperkenankanmu mengetahui mimpi itu
yang paling berat ku lakukan
penuh pertimbangan
karena mimpiku mungkin hanyalah mimpiku
tak dapat kubagi, tak dapat kuberi
entah sejak kapan
mimpi itu menjadi "privacy"
Muhammad Hafis Lone Light >>
suatu saat nanti
langit kan tunjukkannya
suatu waktu nantu
waktu kan perkenankan dengan sendirinya
suatu hari nanti
ku akan tahu
kuingin tahu
karena kita satu
masalahmu masalahku
anganku anganmu
biarlah menyatu
dalam dedaunan dewadaru
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
apabila tiba waktunya
ku tak tau lagi harus berbuat apa
apabila terbuka semua
ku tak tau lagi harus menjawab apa
karena,
aku tak punya lagi alasan
untuk menjelaskannya
Muhammad Hafis Lone Light >>
nanti
kuharap kau mengerti
akan aku
yang ingin membantu
nanti rangkai kata bersaksi
dan mati
semua terjadi
ya, nanti
KhaiRanii Kudo -Chann チャン >>
aku tak tau
apa aku mengharapkan itu terjadi
atau aku mengharapkan
itu hanya sekedar "nanti"
maafkanlah..
Muhammad Hafis Lone Light >>
kumaklumi tuturmu
kusadari diriku
kuharus pelajari lagi
ku kan kembali lagi
-A Poetry-
A poetry from this heart
Beats slowly pass through windstorm
Put it words to the sheet
Magnificently leaving a harmony
A words like a scattered dream
Dragging all shattered hope
Mix my life and my soul
Flew away and never come back
I'm way too bad
I'm not as perfect as anyone
I'm a weakling mind
I only a defender of my heart
Beats slowly pass through windstorm
Put it words to the sheet
Magnificently leaving a harmony
A words like a scattered dream
Dragging all shattered hope
Mix my life and my soul
Flew away and never come back
I'm way too bad
I'm not as perfect as anyone
I'm a weakling mind
I only a defender of my heart
~Surat Untuk Angan~
Pagi angan, ini surat kutulis ketika rembi menetes akan dirimu yang besada di bayang-bayang semu. Izinkan aku memutar cahaya agar kau mendekat dan memelukku, tapi kini kau memudar, manakah cahayamu? Dan aku melihat sinaranmu meredup pula, sedih hatiku.
Anganku, cepatlah sembuh dan kembali seperti sedia kala, jika segala siksa telah meredup, akankah kau kembali, angan? Kuharap ya.
Satu namamu angan, namamu adalah harapan yang kuteteskan sesuci mungkin, aku ingin menjadikanmu cahayaku.
Anganku, maafkan aku
Anganku, cepatlah sembuh dan kembali seperti sedia kala, jika segala siksa telah meredup, akankah kau kembali, angan? Kuharap ya.
Satu namamu angan, namamu adalah harapan yang kuteteskan sesuci mungkin, aku ingin menjadikanmu cahayaku.
Anganku, maafkan aku
Cinta Yang Sempurna - ADA Band
Membutuhkanmu dalam hidupku
Karena kau cahaya kalbu
Bagai melangkah di ruang tersedih
Di dunia tanpa hadirmu
Dirimulah keajaiban
Ciptakan surga di dunia
Perih aku nafas cintamu
Kan kuhirup sampai mati
Persembahkan cinta sempurna
Kekal abadi selamanya
Dekap aku dan peluk mesra
Genggam jiwaku jangan kau lepas
Setiap saat kau sentuh diriku
Dengan penuh kasih sayang
Hadirkan kata dengan perasaan
Yang tulus dari hatimu
Kau anugrah terindah
Bagiku yang tercipta
Cintai aku hingga
Nyawaku dicabut-Nya
Karena kau cahaya kalbu
Bagai melangkah di ruang tersedih
Di dunia tanpa hadirmu
Dirimulah keajaiban
Ciptakan surga di dunia
Perih aku nafas cintamu
Kan kuhirup sampai mati
Persembahkan cinta sempurna
Kekal abadi selamanya
Dekap aku dan peluk mesra
Genggam jiwaku jangan kau lepas
Setiap saat kau sentuh diriku
Dengan penuh kasih sayang
Hadirkan kata dengan perasaan
Yang tulus dari hatimu
Kau anugrah terindah
Bagiku yang tercipta
Cintai aku hingga
Nyawaku dicabut-Nya
Letto - I'll Find A Way-
And the time went by swift
When you have love in your hand
And the sun that i call his
Hold me tight and show me how to see
This passion i show
Yes i'm sure that you know
You cast your spell
On me darling
You're a shiver on my lips
You're a tremble on my feet
You're a rain on the share
The only thing i want to keep
When everything's fallin down
So let the time goes day by day
With you in my mind
And in the end we will find love
That is our kind'a will find a way
To breathe this dream everyday
Oh dear please come and dance with me
Under the moonshine
Baby it's al right, it's all right
It will be just fine
And i don't have to say
That i adore you in everyday
When you have love in your hand
And the sun that i call his
Hold me tight and show me how to see
This passion i show
Yes i'm sure that you know
You cast your spell
On me darling
You're a shiver on my lips
You're a tremble on my feet
You're a rain on the share
The only thing i want to keep
When everything's fallin down
So let the time goes day by day
With you in my mind
And in the end we will find love
That is our kind'a will find a way
To breathe this dream everyday
Oh dear please come and dance with me
Under the moonshine
Baby it's al right, it's all right
It will be just fine
And i don't have to say
That i adore you in everyday
-Kami Takkan Menyerah (Untuk Gaza)-
Sebuah cahaya teramat menyilaukan
Menerangi langit malam di atas Gaza
Orang-orang berlarian mencari perlindungan
Tidak tahu apakah mereka hidup atau mati
Mereka datang dengan tank dan pesawat mereka
Dengan api yang berkobar
Dan tidak ada yang tersisa
Hanya suara bangkit di tengah asap tebal
Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Anda dapat membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Malam ini di Gaza
Wanita maupun anak-anak
Dibunuh dan dibantai tiap malam
Sementara para pemimpin nun jauh di sana
Berdebat tentang siapa yang salah atau benar
Tapi kata-kata tak berdaya mereka sedang dalam kesakitan
Dan bom pun berjatuhan laksana hujan asam
Tetapi melalui air mata dan darah serta rasa sakit
Anda masih bisa mendengar suara itu di tengah asap tebal
Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Anda dapat membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Malam ini di Gaza
Menerangi langit malam di atas Gaza
Orang-orang berlarian mencari perlindungan
Tidak tahu apakah mereka hidup atau mati
Mereka datang dengan tank dan pesawat mereka
Dengan api yang berkobar
Dan tidak ada yang tersisa
Hanya suara bangkit di tengah asap tebal
Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Anda dapat membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Malam ini di Gaza
Wanita maupun anak-anak
Dibunuh dan dibantai tiap malam
Sementara para pemimpin nun jauh di sana
Berdebat tentang siapa yang salah atau benar
Tapi kata-kata tak berdaya mereka sedang dalam kesakitan
Dan bom pun berjatuhan laksana hujan asam
Tetapi melalui air mata dan darah serta rasa sakit
Anda masih bisa mendengar suara itu di tengah asap tebal
Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Anda dapat membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Malam ini di Gaza
Lyric : -Besok Palestina Akan Bebas- (-Palestine Tomorrow Will Be Free-)
Indonesia :
Setiap hari kita saling bercerita
Bahwa hari ini akan menjadi yang terakhir
Dan besok kita semua bisa pulang terbebas
Dan semua ini akhirnya akan berakhir
besok Palestina akan bebas
besok Palestina akan bebas
Tiada ibu ayah untuk menghapus air mataku
Itu sebabnya aku tidak akan menangis
Aku merasa takut, tapi aku tak akan menunjukkan rasa takutku
Aku tetap bertahan disini
Jauh di dalam hatiku, aku tidak pernah memiliki keraguan
Bahwa besok Palestina akan bebas
besok Palestina akan bebas
Aku melihat roket dan bom bersinar di langit
Seperti tetes hujan di cahaya matahari
Mengambil itu semua sayang ke hatiku
Menghancurkan mimpiku dalam sekejap mata
Apa yang terjadi dengan hak asasi manusia kita?
Apa yang terjadi terhadap kesucian hidup?
Dan semua kebohongan lainnya?
Aku tahu bahwa aku hanya seorang anak
Tapi hati nurani Anda masih hidup
Aku akan membelai dengan tangan kosong
Setiap butir pasir berharga
Setiap batu dan setiap pohon
Karena tidak peduli apa yang mereka lakukan
Mereka tidak pernah bisa menyakitimu
Karena jiwa Anda akan selalu bebas
besok Palestina akan bebas
besok Palestina akan bebas
Inggris :
Every day we tell each other
That this day will be the last
And tomorrow we all can go home free
And all this will finally end
Palestine tomorrow will be free
Palestine tomorrow will be free
No mother no father to wipe away my tears
That’s why I won’t cry
I feel scared but I won’t show my fears
I keep my head high
Deep in my heart I never have any doubt
That Palestine tomorrow will be free
Palestine tomorrow will be free
I saw those rockets and bombs shining in the sky
Like drops of rain in the sun’s light
Taking away everyone dear to my heart
Destroying my dreams in a blink of an eye
What happened to our human rights?
What happened to the sanctity of life?
And all those other lies?
I know that I’m only a child
But is your conscience still alive
I will caress with my bare hands
Every precious grain of sand
Every stone and every tree
Because no matter what they do
They can never hurt you
Because your soul will always be free
Palestine tomorrow will be free
Palestine tomorrow will be free
Setiap hari kita saling bercerita
Bahwa hari ini akan menjadi yang terakhir
Dan besok kita semua bisa pulang terbebas
Dan semua ini akhirnya akan berakhir
besok Palestina akan bebas
besok Palestina akan bebas
Tiada ibu ayah untuk menghapus air mataku
Itu sebabnya aku tidak akan menangis
Aku merasa takut, tapi aku tak akan menunjukkan rasa takutku
Aku tetap bertahan disini
Jauh di dalam hatiku, aku tidak pernah memiliki keraguan
Bahwa besok Palestina akan bebas
besok Palestina akan bebas
Aku melihat roket dan bom bersinar di langit
Seperti tetes hujan di cahaya matahari
Mengambil itu semua sayang ke hatiku
Menghancurkan mimpiku dalam sekejap mata
Apa yang terjadi dengan hak asasi manusia kita?
Apa yang terjadi terhadap kesucian hidup?
Dan semua kebohongan lainnya?
Aku tahu bahwa aku hanya seorang anak
Tapi hati nurani Anda masih hidup
Aku akan membelai dengan tangan kosong
Setiap butir pasir berharga
Setiap batu dan setiap pohon
Karena tidak peduli apa yang mereka lakukan
Mereka tidak pernah bisa menyakitimu
Karena jiwa Anda akan selalu bebas
besok Palestina akan bebas
besok Palestina akan bebas
Inggris :
Every day we tell each other
That this day will be the last
And tomorrow we all can go home free
And all this will finally end
Palestine tomorrow will be free
Palestine tomorrow will be free
No mother no father to wipe away my tears
That’s why I won’t cry
I feel scared but I won’t show my fears
I keep my head high
Deep in my heart I never have any doubt
That Palestine tomorrow will be free
Palestine tomorrow will be free
I saw those rockets and bombs shining in the sky
Like drops of rain in the sun’s light
Taking away everyone dear to my heart
Destroying my dreams in a blink of an eye
What happened to our human rights?
What happened to the sanctity of life?
And all those other lies?
I know that I’m only a child
But is your conscience still alive
I will caress with my bare hands
Every precious grain of sand
Every stone and every tree
Because no matter what they do
They can never hurt you
Because your soul will always be free
Palestine tomorrow will be free
Palestine tomorrow will be free
Abst. -Mosaik-
Terpa!
Terus terpa hingga tercipta mosaik
Terdengar sangar suara juragan pembuat mosaik
Maaf, Juragan, saya belum makan...
Akhirnya aku bisa juga mencuri waktu
Tidak!!!
Tidur siangku yang pertama setelah seribu tahun
Aduh... tanganku sakit...
Kakiku lebih sehat!
Ah... patah tulang...
Akhirnya kenikmatan dari Tuhan
Maaf, aku harus jujur
Inilah kata-kata
Oyy!!! mana uangmu!!
Aku akhirnya digaji...
Terus terpa hingga tercipta mosaik
Terdengar sangar suara juragan pembuat mosaik
Maaf, Juragan, saya belum makan...
Akhirnya aku bisa juga mencuri waktu
Tidak!!!
Tidur siangku yang pertama setelah seribu tahun
Aduh... tanganku sakit...
Kakiku lebih sehat!
Ah... patah tulang...
Akhirnya kenikmatan dari Tuhan
Maaf, aku harus jujur
Inilah kata-kata
Oyy!!! mana uangmu!!
Aku akhirnya digaji...
-Syair Rindu-
Apalah arti intan permata
Jikalau rinduku tlah tertata
Serpihan sepi lagi nista
Fragmentasikan rinduku duhai cinta
Lalu sanubari ingin dibelai lembut katamu
Namun yang kutemu hanya bayang semu
Kutunggu selalu tanpa jemu
Walau kadang rinduku teramu
Kan kutuliskan sejuta puisi dan sajak
Kan kuukirkan namamu pada tiap jejak
Kan kulukiskan wajahmu di bumi kuberpijak
Walau kutahu tak mungkin tuk kujajak
Ini syair rinduku yang inginkan kabar
Tanpanya hidupku terasa hambar
Rapuh lalu terkoyak hidupku lembar demi lembar
Ini rinduku yang akbar
Semoga kabarmu baik, wahai kasih...
04 Juni '10
Karimun, 17.29
[SajakCahayaSepi]
Jikalau rinduku tlah tertata
Serpihan sepi lagi nista
Fragmentasikan rinduku duhai cinta
Lalu sanubari ingin dibelai lembut katamu
Namun yang kutemu hanya bayang semu
Kutunggu selalu tanpa jemu
Walau kadang rinduku teramu
Kan kutuliskan sejuta puisi dan sajak
Kan kuukirkan namamu pada tiap jejak
Kan kulukiskan wajahmu di bumi kuberpijak
Walau kutahu tak mungkin tuk kujajak
Ini syair rinduku yang inginkan kabar
Tanpanya hidupku terasa hambar
Rapuh lalu terkoyak hidupku lembar demi lembar
Ini rinduku yang akbar
Semoga kabarmu baik, wahai kasih...
04 Juni '10
Karimun, 17.29
[SajakCahayaSepi]
-Dibalik Tirai Hujan-
Dibalik derai hujan
Titik demi titik air merembes
Membasahi kering tanah
Memercik harapan
Dibalik tirai hujan
Kegelapan dan cahaya menyatu
Dalam ruang nyata dan semu ataupun maya
Dalam gradien yang lurus
Dalam struktur tanah yang bergelora
Dalam humus yang berteriak syukur
Dalam tiap molekul yang semakin menggila
Hujan ini adalah rahmat
Merangkap cobaan dan teguran
Titik demi titik air merembes
Membasahi kering tanah
Memercik harapan
Dibalik tirai hujan
Kegelapan dan cahaya menyatu
Dalam ruang nyata dan semu ataupun maya
Dalam gradien yang lurus
Dalam struktur tanah yang bergelora
Dalam humus yang berteriak syukur
Dalam tiap molekul yang semakin menggila
Hujan ini adalah rahmat
Merangkap cobaan dan teguran
-Dan Alam Bertasbih- Insp. By Ar-Rahman (Al-Qur'an)
Dan alam yang kulihat
Mengukirkan sajak yang bergulir terus
Terpatri nama Tuhan di tiap detiknya
Kadang aku merasa kecil
.
Kala gunung kulihat
Tiap semilirnya bertasbih
Sejuk bertahmid
Puncaknya bertahta nama-Nya
.
Kala kubelai laut
Kurasakan gelombang berdzikir
Menyebut asma-Nya
Meramu kisah akan agung-Nya
.
Kala kutatap danau
Tenang bertahmid airnya
Biru syukurnya akan rahmat-Nya
Aku tak bertahan akan indahnya
.
Dan aku disini
Aku telah menatap segala alam
Tapi aku yang disempurnakan
Aku menyesal sejenak
.
Hatiku bertanya pada jiwaku
Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi kah yang kamu dustakan?
Mengukirkan sajak yang bergulir terus
Terpatri nama Tuhan di tiap detiknya
Kadang aku merasa kecil
.
Kala gunung kulihat
Tiap semilirnya bertasbih
Sejuk bertahmid
Puncaknya bertahta nama-Nya
.
Kala kubelai laut
Kurasakan gelombang berdzikir
Menyebut asma-Nya
Meramu kisah akan agung-Nya
.
Kala kutatap danau
Tenang bertahmid airnya
Biru syukurnya akan rahmat-Nya
Aku tak bertahan akan indahnya
.
Dan aku disini
Aku telah menatap segala alam
Tapi aku yang disempurnakan
Aku menyesal sejenak
.
Hatiku bertanya pada jiwaku
Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi kah yang kamu dustakan?
-Catatan Pinggir 05 Mei '10-
Dan ketika langit kulihat dan dia menangis, anganku melambung dalam bijana gelap, galau menitikan nama menantikan semu yang melangkah, dalam kabut yang kabut, dalam air yang air, dalam sekam yang sekam. Lalu ada jalan yang kulihat di tepi rerumputan, menuju kosong yang berselang, sejenak kulihat kemudian berlari, namun sebuah nama kulihat di awang-awang, temaram impian bersemi antara nirwana yang pernah kuharap kujajaki.
Lalu melangkah dalam gelap dan tepi yang serak, sebuah bahasa bertutur di teluk nista yang berbunga wisteria mengharum nama dua manusia yang bersua di tengah lapangan antara jiwa dan jiwa, sejenak aku terisak dan berjalan ke langit-langit cahaya negeri tak bertahta yang hanya mampu menampikkan nama, tapi ada kata yang tertinggal di tiap ucap yang terus terngiang, aku hanya melesu dan melangkah ke alam nama beribu cerita olehnya, nama itu berjejer rapi bersama, lalu kusapa nirwana yang di pelataran sana sejenak.
Dan inilah kisahku ketika aku berjalan dalam lesunya akhir yang memudarkan segala, hanya lembaran yang kulihat dan resapi selalu sempana dalam nama, tapi sesalku berujung atau tidak? Nama itu adalah salahku, aku hanya merepotkan nama dalam sepinya, aku harus lakukan segalanya untuk bijana lestarinya, maafkan aku di terik gelap ini.
Lalu melangkah dalam gelap dan tepi yang serak, sebuah bahasa bertutur di teluk nista yang berbunga wisteria mengharum nama dua manusia yang bersua di tengah lapangan antara jiwa dan jiwa, sejenak aku terisak dan berjalan ke langit-langit cahaya negeri tak bertahta yang hanya mampu menampikkan nama, tapi ada kata yang tertinggal di tiap ucap yang terus terngiang, aku hanya melesu dan melangkah ke alam nama beribu cerita olehnya, nama itu berjejer rapi bersama, lalu kusapa nirwana yang di pelataran sana sejenak.
Dan inilah kisahku ketika aku berjalan dalam lesunya akhir yang memudarkan segala, hanya lembaran yang kulihat dan resapi selalu sempana dalam nama, tapi sesalku berujung atau tidak? Nama itu adalah salahku, aku hanya merepotkan nama dalam sepinya, aku harus lakukan segalanya untuk bijana lestarinya, maafkan aku di terik gelap ini.
-Mandi- Insp. By Ichon
Kala titik air berlari
Menyusuri tiap sudut lekuk tubuh
Sejuk bernaung mengaum
Kadang kalbu pun terikut
Lalu terungkap sisi kelabu di putih
Air pun mati dan habis
Ampuni aku, wahai semua
Aku tidak jadi mandi
AIR LEDENG MATI SENDIRI!
Wkwkwkwk, peace bro
Menyusuri tiap sudut lekuk tubuh
Sejuk bernaung mengaum
Kadang kalbu pun terikut
Lalu terungkap sisi kelabu di putih
Air pun mati dan habis
Ampuni aku, wahai semua
Aku tidak jadi mandi
AIR LEDENG MATI SENDIRI!
Wkwkwkwk, peace bro
-Capek dan Ilmu- Insp. By Gesti C. C.
Kadang lelah menghantui
Tiap jajak jalanan yang kulalui
Menitikkan angan dan sepi
Lalu berjalan lagi
Peluh tak kuhiraukan
Letih tak kupikirkan
Lunglai tungkai ini
Perih tubuh ini
Lalu pernah aku ditanyakan
Apa tujuanmu, kawan?
Hanya satu jawabku
Ilmu, walau aku harus capek
Tiap jajak jalanan yang kulalui
Menitikkan angan dan sepi
Lalu berjalan lagi
Peluh tak kuhiraukan
Letih tak kupikirkan
Lunglai tungkai ini
Perih tubuh ini
Lalu pernah aku ditanyakan
Apa tujuanmu, kawan?
Hanya satu jawabku
Ilmu, walau aku harus capek
-1001 Salah- Insp. By Eldayani Pratiwi
Pernah kuungkap kebenaran
Dalam balutan padma keindahan
Dan dalam agama serta keajaiban
Lalu kau nistakan dan salahkan
Pernah alam kuucapkan
Dan semua kesemuan kunyatakan
Dalam cinta yang kuharap keluar dari relungmu
Tapi kau hinakan dan caci
Tak pernahkah aku benar dimatamu?
Ataukah aku tidak ada di batinmu?
Sudahlah, tak kupikir lagi
Engkau benar dan aku selalu salah
Dalam balutan padma keindahan
Dan dalam agama serta keajaiban
Lalu kau nistakan dan salahkan
Pernah alam kuucapkan
Dan semua kesemuan kunyatakan
Dalam cinta yang kuharap keluar dari relungmu
Tapi kau hinakan dan caci
Tak pernahkah aku benar dimatamu?
Ataukah aku tidak ada di batinmu?
Sudahlah, tak kupikir lagi
Engkau benar dan aku selalu salah
-Cahaya Yang Jatuh- Insp. By Deddy Bridge L.
Pernah kulihat malam tak berbintang
Gelap tanpa harapan yang jelas
Lalu ada gemuruh yang hujam kalbuku
Aku tak peduli
Lalu langit menggelap awan mengepul
Tetes demi tetes air jatuh
Dan kemudian membasahi sekujur bumi
Namun gemuruh lagi
Kutermenung termanggu
Tiada bisikan kalbu ataupun kata
Langit membara marah
Petir, kulihat engkau begitu jelas
Dan kutahu, aku makhluk yang lemah di hadap-Nya
G.B.U.
Gelap tanpa harapan yang jelas
Lalu ada gemuruh yang hujam kalbuku
Aku tak peduli
Lalu langit menggelap awan mengepul
Tetes demi tetes air jatuh
Dan kemudian membasahi sekujur bumi
Namun gemuruh lagi
Kutermenung termanggu
Tiada bisikan kalbu ataupun kata
Langit membara marah
Petir, kulihat engkau begitu jelas
Dan kutahu, aku makhluk yang lemah di hadap-Nya
G.B.U.
-Palestina Pasti Berjaya-
Kepulan asap menerobos tiap celah kegelapan
Debu mesiu menembus tiap penjuru Palestina
Tiap detik nyawa terbuang sia-sia
Tiap waktu tercipta satu syahid
Dan ledakan beruntun berjatuhan
Tiada hentinya dari sudut langit
Lalu satu demi satu nyawa muslim melayang
Dalam naungan Islam dia wafat
Waktu serasa berhenti
Lalu berjalanlah semilir angin medan tempur
Merah, hijau, hitam, putih tergambar dalam satu kain
Di tangan lelaki bercadar sorban
ALLAHU AKBAR!
Tiap nyawa berlari menerobos besi dan asap
ALLAHU AKBAR!
Tiap detik peluru dan bom dimuntahkan
ALLAHU AKBAR!
Mereka tiada gentar melawan musuh
ALLAHU AKBAR!
Mereka tahu Tuhan disisi mereka
Lalu satu nyawa melayang
Semenit berlalu mayat terkumpul
Nyawa mereka hilang
Namun semangat mereka tak pernah mati
Mereka tahu
Kebenaran pasti menang
Mereka tahu zionis pasti kalah
Mereka tahu ini jalan Allah
Dalam kepulan asap
Remang remang cahaya terlihat
Sayup suara terdengar dan menguat
Dan satu nyawa ikut melayang
ALLAHU AKBAR
LAA ILAH HA ILALLAH!!!
Debu mesiu menembus tiap penjuru Palestina
Tiap detik nyawa terbuang sia-sia
Tiap waktu tercipta satu syahid
Dan ledakan beruntun berjatuhan
Tiada hentinya dari sudut langit
Lalu satu demi satu nyawa muslim melayang
Dalam naungan Islam dia wafat
Waktu serasa berhenti
Lalu berjalanlah semilir angin medan tempur
Merah, hijau, hitam, putih tergambar dalam satu kain
Di tangan lelaki bercadar sorban
ALLAHU AKBAR!
Tiap nyawa berlari menerobos besi dan asap
ALLAHU AKBAR!
Tiap detik peluru dan bom dimuntahkan
ALLAHU AKBAR!
Mereka tiada gentar melawan musuh
ALLAHU AKBAR!
Mereka tahu Tuhan disisi mereka
Lalu satu nyawa melayang
Semenit berlalu mayat terkumpul
Nyawa mereka hilang
Namun semangat mereka tak pernah mati
Mereka tahu
Kebenaran pasti menang
Mereka tahu zionis pasti kalah
Mereka tahu ini jalan Allah
Dalam kepulan asap
Remang remang cahaya terlihat
Sayup suara terdengar dan menguat
Dan satu nyawa ikut melayang
ALLAHU AKBAR
LAA ILAH HA ILALLAH!!!
-Kepercayaan Insan- Insp. By Nisa Ul Khairani
Sebuah kepercayaan
Antara insan dalam ungkapan
Berdesing bak peluru melaju
Dari mulut lidah yang tak bertulang
Kepercayaan antara insan
Kuharap memang dari nurani yang terdalam
Bukan hanya permainan kata-kata
Ataupun dusta tiada makna
Kepercayaan akan janji
Ikrar suci dalam imaji
Akan berakar dan tumbuh pohonnya
Lalu berbuah akan bahagia
Dan Tuhan Yang Maha Mengetahui
Tiap rahasia hati hanya Engkau yang tahu
Walau terlungkup terbelenggu terjatuh terinjak
Engkau pasti mengetahui
Kepercayaan itu, ya
Kuharap itu benar dan nyata
Bukan semu ataupun nista
Kepercayaan insan
Ya, tiap metafora dan kata bermain
Lalu mementaskan sebuah cerita
Berhiaslah sebuah kepercayaan
Dan yakin dari yang terdalam
Nurani
Batin
Kalbu
Hati
Percayalah...
Antara insan dalam ungkapan
Berdesing bak peluru melaju
Dari mulut lidah yang tak bertulang
Kepercayaan antara insan
Kuharap memang dari nurani yang terdalam
Bukan hanya permainan kata-kata
Ataupun dusta tiada makna
Kepercayaan akan janji
Ikrar suci dalam imaji
Akan berakar dan tumbuh pohonnya
Lalu berbuah akan bahagia
Dan Tuhan Yang Maha Mengetahui
Tiap rahasia hati hanya Engkau yang tahu
Walau terlungkup terbelenggu terjatuh terinjak
Engkau pasti mengetahui
Kepercayaan itu, ya
Kuharap itu benar dan nyata
Bukan semu ataupun nista
Kepercayaan insan
Ya, tiap metafora dan kata bermain
Lalu mementaskan sebuah cerita
Berhiaslah sebuah kepercayaan
Dan yakin dari yang terdalam
Nurani
Batin
Kalbu
Hati
Percayalah...
Langganan:
Postingan (Atom)