Ah
Terlintas sejenak
Rentang sekian detik terlampaui
Ah, waktu, perlahankan lah langkahmu
Sejuta ucapmu penuh makna
Bersimbah niat hanya untuk kami
Erangmu tertiti di setiap denting
Kerasnya kehidupanmu itu
Lalu kami
Apa kami?
Hanya debu!
Tanpamu hanya angan angan!
Hanya segelintir mimpi yang terbuang!
Dan kami
Bukan berarti lagi tanpamu
Entahlah
Percaya sungguh dirimu pada keajaiban
Engkau gubahkan sajak hidupmu yang penuh liku
Lalu engkau coba pula pada kami
Ah, yakin tidakku
Engkau coba tuk ubah debu menjadi permata
Lalu engkau bersihkan noda kami!
Lalu apa!
Apa yang sanggup kami beri?
Apa yang bisa kami balaskan!
Hanya caci berhias cerca!?
Hina sungguh kami ini
Tak pernah kau anggap ada cerca kami
Ah, putih
Hatimu
Tegarmu
Pesonamu
Dunia galau tanpamu
Sirna tiada hadirmu
Gelap tak bersinar
Mati dan gila
Entahlah
Habis sudah semua rangkai kataku
Hanya satu ucapku
Aishiteru, guruku
Pernah suatu ketika
Kulihat cahaya bersimbah darah
Merah bak saga
Korbankan dirinya demi diriku
Lalu kutatap mega jingganya senja
Langit hanya tertuju padamu
Hanya untukmu seorang
Keagunganmu
Lalu tidakkah kalian sadar!
Dialah yang telah ajari kita!
Lalu sisihkan ilmunya!
Untuk siapa!?
Hanya kita!
Kita!
Untuk kita! Sobatku!
Lalu apa! Apa yang kita berikan!
Apa ganjaran dari kita!
Sebuah tawa menggelegar! Ditambah nistanya cerca!?
Berdosalah kita
Perihlah batinnya
Tapi dia tetap tegar
Tetap berdiri tegak
Dengan tombak semangatnya
Oh guruku
Maafkan salahku padamu
Selalu kuucap dan kupinta lagi dan lagi
Namun tiada jemu dirimu terima maafku
Terima kasih guruku
Maafkan aku jikalau ku belum mampu penuhi pintamu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar